PENDAHULUAN
A.LATAR BELAKANG MASALAH
Indonesia merupakan negara kesatuan yang penuh dengan akan
kenekaragaman, yang terdiri atas beraneka ragam budaya, bahasa daerah, ras,
suku bangsa, agama dan kepercayaan, dan lain-lain. Namun Indonesia mampu
mepersatukan berbagai keragaman itu sesuai dengan semboyan bangsa Indonesia
“Bhineka Tunggal Ika” , yang berarti berbeda-beda tetapi tetap satu jua.
Keragaman budaya atau “cultural diversity” adalah kepercayaan yang ada di bumi
Indonesia. Keragaman budaya di Indonesia adalah sesuatu yang tidak dapat
dipungkiri keberadaannya. Dalam konteks pemahaman masyarakat majemuk, selain
kebudayaan kelompok suku bangsa, masyarakat Indonesia juga terdiri dari
berbagai kebudayaan daerah bersifat kewilayahan yang merupakan pertemuan dari
berbagai kebudayaan kelompok suku bangsa yang ada didaerah tersebut.[1]
Dengan jumlah penduduk 200 juta orang dimana mereka tinggal
tersebar dipulau- pulau di Indonesia. Mereka juga mendiami dalam wilayah dengan
kondisi geografis yang bervariasi. Mulai dari pegunungan, tepian hutan,
pesisir, dataran rendah, pedesaan, hingga perkotaan. Hal ini juga berkaitan
dengan tingkat peradaban kelompok-kelompok suku bangsa dan masyarakat di
Indonesia yang berbeda.
Pertemuan-pertemuan dengan kebudayaan luar juga mempengaruhi proses
asimilasi kebudayaan yang ada di Indonesia sehingga menambah ragamnya jenis
kebudayaan yang ada di Indonesia. Kemudian juga berkembang dan meluasnya
agama-agama besar di Indonesia juga ikut mendukung perkembangan kebudayaan
Indonesia sehingga mencerminkan kebudayaan agama tertentu. Bisa dikatakan
bahwa, Indonesia adalah salah satu negara dengan tingkat keaneragaman budaya
atau tingkat heterogenitasnya yang sangat tinggi. Tidak saja keanekaragaman
budaya kelompok suku bangsa namun juga keanekaragaman budaya dalam konteks
peradaban, tradsional hingga ke modern, dan kewilayahan. Dengan keanekaragaman
kebudayaannya Indonesia dapat dikatakan mempunyai keunggulandibandingkan dengan
negara lainnya.
Sejarah membuktikan bahwa kebudayaan di Indonesia mampu hidup
secara berdampingan, saling mengisi, dan ataupun berjalan secara paralel.
Misalnya kebudayaan kraton atau kerajaan yang berdiri sejalan secara paralel
dengan kebudayaan berburu meramu kelompok masyarakat tertentu. Dalam konteks
kekinian dapat kita temui bagaimana kebudayaan masyarakat urban dapat berjalan
paralel dengan kebudayaan rural atau pedesaan, bahkan dengan kebudayaan berburu
meramu yang hidup jauh terpencil. Hubungan-hubungan antar kebudayaan tersebut
dapat berjalan terjalin dalam bingkai ”Bhinneka Tunggal Ika” , dimana bisa kita
maknai bahwa konteks keanekaragamannya bukan hanya mengacu kepada
keanekaragaman kelompok sukubangsa semata namun kepada konteks kebudayaan.
Didasari pula bahwa dengan jumlah kelompok sukubangsa kurang lebih
700-an sukubangsa di seluruh nusantara, dengan berbagai tipe kelompok
masyarakat yang beragam, serta keragaman agamanya, pakaian adat, rumah adat
kesenian adat bahkan makanan yang dimakan pun beraneka ragam. Masyarakat
Indonesia adalah masyarakat majemuk yang memiliki karakteristi yang unik ini
dapat dilihat dari budaya gotong royong, teposliro, budaya menghormati orang
tua (cium tangan), dan lain sebagainya.
Namun seiring berjalannya waktu, saat ini Negara Indonesia makna
bhineka Tunggal Ika semakin luntur. Sudah tampak kecondongan terpecah belah,
individualis dengan dalih otonomi daerah, perbedaan SARA, tidak lagi muncul
sifat tolong menolong atau gotong royong. Semangat “Bhinneka Tunggal Ika” perlu
untuk disosialisasikan lagi. Bhinneka Tunggal Ika mulai luntur, banyak anak
muda yang tidak mengenalnya, banyak orang tua lupa akan kata-kata ini, banyak
birokrat yang pura-pura lupa, sehingga ikrar yang ditanamkan jauh sebelum
Indonesia Merdeka memudar, seperti pelita kehabisan minyak. Sumpah Pemuda hanya
sebagai penghias bibir sebagian orang, dan bagi sebagian orang hanya dilafaskan
pada saat memperingati hari sumpah pemuda setiap 28 Oktober. Tetapi bagi
sebagian yang muda hanya sebagai pelajaran sejarah yang hanya dipelajari di
sekolah-sekolah. Api dari Persatuan Indonesia melalui “Bhinneka Tunggal Ika”
perlu untuk dinyalakan lagi di hati anak bangsa dan bagi kita semua.
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang yang kami jabarkan diatas, maka dapat
diambil beberapa rumusan masalah guna menunjang isi makalah ini, antara lain :
1.
Apa pendapat
anda mengenai Bhineka Tunggal Ika?
2.
Apa pendapat
anda mengenai toleransi beragama di Indonesia?
3.
Apa pendapat
anda mengenai keadilan hukum di Indonesia?
4.
Apa pendapat
anda mengenai gotong royong di Indonesia?
C. TUJUAN PENELITIAN
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini selain untuk memenuhi
salah satu tugas mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan tetapi juga untuk
memberikan informasi dan pengetahuan kepada pembaca mengenai Bhineka Tunggal
Ika, Toleransi Beragama, Keadilan Hukum, dan Gotong Royong di Indonesia.
D. MANFAAT PENELITIAN
1.
Mempererat
hubungan antar manusia
2.
Menumbuhkan
sikap sukarela, tolong-menolong, kebersamaan, serta kekeluargaan antar sesama
anggota masyarakat.
3.
Meningkatkan
rasa persatuan dan kesatuan nasional
4.
Menimbulkan
Rasa Cinta Terhadap Negara
BAB II
PEMBAHASAN
1.Sejarah Bhineka TunggalIka
Sebelumnya semboyan yang dijadikan semboyan resmi Negara Indonesia
sangat panjang yaitu Bhineka Tunggal Ika Tan Hana Dharma Mangrwa. Semboyan
Bhineka Tunggal Ika dikenal untuk pertama kalinya pada masa Majapahit era
kepemimpinan Wisnuwardhana. Perumusan semboyan Bhineka Tunggl Ika ini dilakukan
oleh Mpu Tantular dalam kitab Sutasoma. Perumusan semboyan ini pada dasarnya
merupakan pernyataan kreatif dalam usaha mengatasi keanekaragaman kepercayaan
dan keagamaan. Hal itu dilakukan sehubungan usaha bina Negara kerajaan
Majapahit saat itu. Semboyan Negara Indonesia ini telah memberikan nilai-nilai
inspiratif terhadap system pemerintahan pada masa kemerdekaan. Bhineka Tunggal
Ika pun telah menumbuhkan semangat persatuan dan kesatu Negara Kesatuan
Republik Indoesia. Dalam kitab Sutosoma, definisi Bhineka Tunggal Ika lebih
ditekankan pada perbedaan dalam hal kepercayaan dan keaneragaman agama yang ada
di kalangan masyarakat Majapahit. Namun, sebagai semboyan Negara Kesatuan
Republik Indonesia, konsep Bhineka Tunggal Ika bukan hanya perbedaan agama dan
kepercayaan menjadi fokus, tetapi pengertiannya lebih luas. Bhineka Tunggal Ika
sebagai semboyan Negara memiliki cakupan lebih luas, seperti perbedaan suku,
bangsa, budya (adat-istiadat), beda pulau, dan tentunya agama dan kepercayaan
yang menuju persatuan dan kesatuan Negara.
Jika diuraikan satu per
satu, Bhineka berarti berbeda, Tunggal berarti satu, dan Ika berarti itu. Jadi
dapat disimpulkan bahwa walaupun berbeda-beda, tapi pada hakekatnya satu.
Dengan kata lain, seluruh perbedaan yang ada di Indonesia menuju tujuan yang
satu atau sama, yaitu bangsa dan Negara Indonesia. Berbicara mengenai Lambang
Negara Kesatuan Republik Indonesia, lambang Garuda Pancasila dengan semboyan
Bhineka Tunggal Ika ditetapkan secara resmi menjadi bagian dari Negara
Indonesia melalui Peraturan Pemerintahan Nomor 66 Tahun 1951 pada 17Oktober
1951 dan di undang kan pada 28 Oktober 1951 sebagai Lambang Negara. Usaha pada
masa Majapahit maupun pada masa pemerintahan Indonesia berlandaskan pada
pandangan yang sama, yaitu pandangan mengenai semangat rasa persatuan,
kesatuan, dan kebersamaan sebagai modal dasar untuk menegakkan Negara.
C.Pentingnya Semboyan Bhinekha Tunggal Ika[2]
Secara mendalam Bhineka Tunggal Ika memiliki makna walaupun di
Indonesia terdapat banyak suku, agama, ras, kesenian, adat, bahasa, dan lain
sebagainya namun tetap satu kesatuan yang sebangsa dan setanah air.
Dipersatukan dengan bendera, lagu kebangsaan, mata uang, bahasa dan lain-lain
yang sama. Kata-kata Bhinneka Tunggal Ika juga terdapat pada lambang negara
Republik Indonesia yaitu Burung Garuda Pancasila. Di kaki Burung Garuda
Pancasila mencengkram sebuah pita yang bertuliskan Bhinneka Tunggal Ika.
Kata-kata tersebut dapat pula diartikan : Berbeda-beda tetapi tetap satu
jua.
Makna Bhineka Tunggal Ika dalam Persatuan Indonesia sebagaimana
dijelaskan dimuka
bahwa walaupun bangsa Indonesia terdiri dari berbagai macam suku
bangsa yang memiliki kebudayaan dan adat-istiadat yang beraneka ragam namun
keseluruhannya merupakan suatu persatuan. Penjelmaan persatuan bangsa dan
wilayah negara Indonesia tersebut disimpulkan dalam PP. No. 66 tahun 1951, 17
Oktober diundangkan tanggal 28 Nopember 1951, dan termuat dalam Lembaran Negara
No. II tahun 1951. Makna Bhineka Tunggal Ika yaitu meskipun bangsa dan negara
Indonesia terdiri atas beraneka ragam suku bangsa yang memiliki kebudayaan dan
adat-istiadat yang bermacam-macam serta beraneka ragam kepulauan wilayah negara
Indonesia namun keseluruhannya itu merupakan suatu persatuan yaitu bangsa dan
negara Indonesia. Keanekaragaman tersebut bukanlah merupakan perbedaan yang
bertentangan namun justru keanekaragaman itu bersatu dalam satu sintesa yang
pada gilirannya justru memperkaya sifat dan makna persatuan bangsa dan negara
Indonesia. Dalam praktek tumbuh dan berkembangnya persatuan suatu bangsa
(nasionalisme) terdapat dua aspek kekuasaan yang mempengaruhi yaitu kekuasaan
pisik (lahir), atau disebut juga kekuasan material yang berupa kekerasan,
paksaan dan kekuasaan idealis (batin) yang berupa nafsu psikis, ide-ide dan
kepercayaan-kepercayaan. Proses nasionalisme (persatuan) yang dikuasai oleh
kekuasaan pisik akan tumbuh dan berkembang menjadi bangsa yang bersifat
materialis. Sebaliknya proses nasionalisme (persatuan) yang dalam
pertumbuhannya dikuasai oleh kekuasaan idealis maka akan tumbuh dan berkembang
menjadi negara yang ideal yang jauh dari realitas bangsa dan negara.
Oleh karena itu bagi bangsa Indonesia prinsip-prinsip nasionalisme
itu tidak berat sebelah, namun justru merupakan suatu sintesa yang serasi dan
harmonis baik hal-hal yang bersifat lahir maupun hal-hal yang bersifat batin.
Prinsip tersebut adalah yang paling sesuai dengan hakikat manusia yang bersifat
monopluralis yang terkandung dalam Pancasila. Di dalam perkembangan
nasionalisme didunia terdapat berbagai macam teori antara lain Hans Kohn yang
menyatakan bahwa “Nasionalisme terbentuk ke persamaan bahasa, ras, agama,
peradaban, wilayah negara dan kewarganegaraan “. Bangsa tumbuh dan berkembang
dari analisir-analisir akar-akar yang terbentuk melalui jalannya sejarah. Dalam
masalah ini bangsa Indonesia terdiri atas berbagai macam suku bangsa yang
memiliki adat-istiadat dan kebudayaan yang beraneka ragam serta wilayah negara
Indonesia yang terdiri atas beribu-ribu kepulauan. Oleh karena itu keadaan yang
beraneka ragam itu bukanlah merupakan suatu perbedaan yang saling bertentangan
namun perbedaan itu justru merupakan daya penarik kearah resultan sehingga
seluruh keanekaragaman itu terwujud dalam suatu kerjasama yang luhur yaitu
persatuan dan kesatuan bangsa.
D. Penerapan Bhineka Tunggal Ika
Pemahaman nilai-nilai ke-Bhinneka Tunggal Ika-an masyarakat
multikultural/majemuk sebagai pilar nasionalisme, sekaligus untuk memberi
wacana dan sumbang saran kepada semua pihak, terutama para pelaksana dan
penentu kebijakan diberbagai instansi tekait, agar dapat dijadikan tambahan
acuan dalam menentukan peraturan berkaitan dengan aktualisasi pemahaman
nilai-nilai ke-Bhinneka Tunggal Ika-an oleh masyarakat multikultural sebagai
pilar nasionalisme yang kokoh dan trengginas dalam menghadapi perubahan
globalKalimat yang terpampang pada pita putih yang tercengkeram oleh kaki
burung garuda, lambang negara Indonesia yaitu BHINNEKA TUNGGAL IKA memiliki
makna yang menggambarkan keragaman yang dimiliki bangsa Indonesia, meskipun
berbeda-beda tetapi pada hakikatnya merupakan satu kesatuan Indonesia. Bhinneka
tunggal ika yang berarti berbeda tetapi satu, bila ditengok dari asal usul
kalimatnya yang tertuang dalam syair kitab sutasoma adalah penggambaran dari
dua ajaran atau keyakinan yang berbeda kala itu, namun pada dasarnya memiliki
satu kesamaan tujuan.
Empu Tantular sebagai pencetus kalimat yang tertuang itu tentunya
memahami benar arti dan makna yang tersimpan di dalamnya. Walaupun kalimat itu
merupakan bentuk pernyataan beliau dari suatu keadaan yang sedang dialami,
namun kenyataannya dapat diterapkan dan diterima hingga saat sekarang ini. Dan
memang seperti itulah seorang yang populis, berani menyampaikan sesuatu yang
belum pernah diperdengarkan sebelumnya dan menyampaikan dengan bahasa yang
populer, yaitu bahasa yang bisa diterima saat itu, saat ini dan suatu saat yang
akan datang.
Hanya orang bijaklah yang mampu menyampaikan kata-katanya dengan
bahasa yang dapat dipahami atau dimengerti oleh masing-masing pendengar atau
pembacanya sesuai tingkat pemahamannya masing-masing.
E.Penyebab Lunturnya Makna Bhineka Tunggal Ika
Berikut ini beberapa penyebab lunturnya makna
Bhineka Tunggal Ika, yaitu:
- Diskriminasi
- Konflik, meliputi Perbedaan individu, yang meliputi perbedaan pendirian dan perasaan, Perbedaan latar belakang kebudayaan sehingga membentuk pribadi-pribadi yang berbeda, Perbedaan kepentingan antara individu atau kelompok, Perubahan-perubahan nilai yang cepat dan mendadak dalam masyarakat.
- Egoisme
- Hambatan dari Dalam
F. Prinsip-prinsip Bhineka
Tunggal Ika Dan Cita-Cita Luhur Bangsa Indonesia
Prinsip-prinsip yang
terkandung dalam Bhinneka Tunggal Ika. Prinsip-prinsip tersebut adalah sebagai
berikut:
1.
Dalam rangka
membentuk kesatuan dari keanekaragaman tidak terjadi pembentukan konsep baru
dari keanekaragaman konsep-konsep yang terdapat pada unsur-unsur atau komponen
bangsa.
2.
Bhinneka
Tunggal Ika tidak bersifat sektarian dan eksklusif;
3.
Bhinneka
Tunggal Ika tidak bersifat formalistis yang hanya menunjukkan perilaku semu.
4.
Bhinneka
Tunggal Ika bersifat konvergen tidak divergen
5.
Prinsip atau
asas pluralistik dan multikultural Bhinneka Tunggal Ika mendukung nilai
inklusif, tidak bersifat eksklusif, Terbuka, Ko-eksistensi damai dan
kebersamaan, Kesetaraan, Tidak merasa yang paling benar, Toleransi, Musyawarah
disertai dengan penghargaan terhadap pihak lain yang berbeda.
Setelah kita Pahami beberapa prinsip yang terkandung dalam Bhinneka
Tunggal Ika, maka langkah selanjutnya adalah bagaimana prinsip-prinsip Bhinneka
Tunggal Ika ini kita implementasikan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.[3]
1.
Adapun
pembahasan dari diatas kita mewawancarai masyarakat untuk meminta pendapat
sebagai penguat dalam makalah ini, yaitu:
·
Narasumber: Apa
pendapat anda mengenai BHINEKA TUNGGAL IKA?
·
Masyarakat:
BHINEKA TUNGGAL IKA adalah selogan yang baik. Dengan adanya semboyan bhineka
tunggal ika menandakan bahwasanya dinegara kita ini memiliki suku, ras, dan
agama yang berbeda namun masih disatukan dengan bahasa denga sama yaitu bahasa
Indonesia dengan arti berbeda-beda tapi tetap satu jua diharapkan kita saling
hidup rukun dengan perbedan yang ada. Kita harus hidup saling bermasyarakat.
2.Pengertian
Toleransi Antar Umat Beragama[4]
Apakah yang dimaksud dengan toleransi antar umat beragama
itu? Sebelumnya, ada baiknya jika kita
mengetahui arti kata toleransi.
Ø Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), toleransi berasal dari
kata toleran yang artinya batas ukur untuk penambahan atau pengurangan yang
masih diperbolehkan.
Ø Ditinjau dari etimologinya, toleransi adalah suatu bentuk
kesabaran, ketahanan emosional, serta kelapangan dada yang dimiliki seseorang.
Ø Menurut istilah (terminologi), toleransi diartikan sebagai sikap
atau sifat menghargai, membiarkan, membolehkan pendirian seseorang baik itu
pendapat, pandangan, kepercayaan, kebiasaan, dsb yang berbeda atau yang
bertentangan dengan pendiriannya.
Ø Menurut pengertian yang lebih luas, toleransi didefinisikan sebagai
sikap atau perilaku seseorang yang sesuai dengan aturan yang berlaku, di mana
orang tersebut selalu berusaha untuk menghormati serta menghargai setiap
tindakan atau perilaku yang dilakuakan oleh orang lain.
Jadi
dengan demikian jika dilihat dari konteks kehidupan beragama, toleransi
merupakan sikap dan tingkah laku yang tidak mendiskriminasikan golongan atau
kelompok yang memiliki perbedaan keyakinan. Dan selanjutnya toleransi tersebut
dikenal dengan toleransi antar umat beragama.
Toleransi
beragama juga dapat diartikan sebagai sikap menghormati serta menghargai adanya
keyakinan atau kepercayaan seseorang atau kelompok lainnya yang mana keyakinan
dan kepercayaan tersebut berbeda kelompok satu dengan lainnya berbeda-beda.
Toleransi juga dapat diartikan sebagai sikap yang dimiliki manusia sebagai umat
beragama dan mempunyai keyakinan, untuk menghormati serta menghargai manusia
yang beragama lain.
Adapun
manfaat yang bisa didapatkan dari toleransi antar umat beragama di antaranya
adalah :
- Meghindari Peperangan atau Perpecahan
Belajar
menghargai setiap pendapat antar individu bisa menjadi modal penting untuk menghindarkan
perpecahan di dalam kehidupan masyarakat. Toleransi beragama adalah satu wujud
nyata dari sikap menghargai dan toleransi di kehidupan bermasyarakat. Unsur
agama memang menjadi satu hal yang krusial di mata msyarakat dan sering terjadi
konflik.
- Mempererat Hubungan Antar Manusia
Tidak
hanya menghidarkan gejolak perpecahan, sikap toleransi juga bisa membuat
hubungan antar manusia menjadi lebih erat. Kegiatan bertukar pikiran dan
pendapat untuk menghasilkan satu keputusan adalah tanda bahwa masyarakat sudah
bisa menjalankan hidup bertoleransi.
- Memperkuat Iman
Setiap
agama mengajarkan sikap toleransi antar umat lain yang beragama berbeda. Iman
adalah satu tonggak dalam menciptakan masyarakat bertoleransi. Menerapkan Iman
dalam setiap tindakan juga satu tanda bahwa sikap toleransi berhasil
diaplikasikan.
- Menimbulkan Rasa Cinta Terhadap Negara
Manfaat
Dari Sikap Toleransi Dalam Kehidupan Sehari-Hari lainnya adalah bisa meningkatkan rasa cinta kepada negeri
sendiri. Landasan utama negara besar dan kuat adalah adanya sikap rasa
toleransi antar masyarakat. Nantinya sikap nasionalisme akan mengikuti muncul
dari belakang setelah sikap toleransi berhasil diterapkan dalam hidup.
2.
Adapun
pembahasan dari diatas kita mewawancarai masyarakat untuk meminta pendapat sebagai
penguat dalam makalah ini, yaitu:
·
Narasumber : Apa
pendapat anda mengenai toleransi beragama di Indonesia?
·
Masyarakat : Masih
kurang toleransi tetentu khususnya pemelk agama yang minoritas.
3.Pengertian
Keadilan Hukum[5]
Keadilan hukum adalah pengakuan dan perlakuan yang
seimbang antara hak dan kewajiban . Keadilan terletak pada keharmonisan menurut
hak dan kewajiban , atau dengan kata lain keadilan adalah keadan bila setiap
orang memperoleh bagian yang sama dari kekayan bersama . Berdasarkan kesadaran
Etis, kita diminta untuk tidak hanya menuntuk hak dan lupa menjalankan
kewajiban, maka sikap dan tindakan kita akan mengarah pada pemerasan dan
memperbudak orang lain . Sebalik nya pula jika kita hanya menjalankan kewajiban
dan lupa menuntut hak, maka kita akan mudah diperbudak atau diperas orang lain
. setiap warga negara indonesia wajib memperoleh keadilan yang merata dengan
yang lainnya sesuai dengan HAM dalam bidang hukum, politik, ekonomi, dan
kebudayaan.keadilan dan ketidakadilan tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan
manusia karena dalam kehidupan manusia menghadapi keadilan atau ketidakadian
setiap hari. Oleh sebab itu keadilan dan ketidakadilan , menimbulkan daya
kreatifitas manusia. Maka dari itu keadilan sangat penting untuk kehidupan sehari-hari,
karena akan mensejahterakan umat manusia. Keadilan terdapat dalam pancasila,
terutama dalam sila kelima yang berbunyi “keadilan sosial bagi seluruh rakyat
indonesia” yang artinya seluruh warga negara indonesia berhak mendapatkan
keadilan yang merata dipihak yang berwenang.
1. Contohnya hukum belum merata di Indonesia seperti:
Baru-baru ini kita dihebohkan oleh berita tentang nenek Asyani dari kabupaten
Situbondo yang harus menjalani proses persidangan lantaran diduga mencuri
tujuh batang kayu milik Perum Perhutani. Menurut nenek Asyani kayu jati yang
dipermasalahkan tersebut ditebang oleh almarhum suami Asyani sekitar lima tahun
silam dari lahan mereka sendiri.
Dalam
kasus nenek Asyani ini terdapat beberapa kejanggalan. Kayu jati yang diduga dicuri
oleh nenek Asyani itu berukuran kecil hanya sekitar 10 sampai 15 sentimeter,
sedangkan kayu jati milik Perhutani yang hilang berdiameter 100
sentimeter. Selain itu kasus itu dilaporkan pada bulan Juli 2014, dan
nenek Asyani ditahan mulai Desember 2014 sementara persidangan baru dibuka 3
bulan kemudian. Bayangkan bagaimana keadaan nenek itu di dalam penjara,
seharusnya aparat hukum mempunyai kebijaksanaan terhadap nenek Asyani yang
sudah berusia lanjut.
Mengapa
kasus seperti ini bisa sampai terjadi?
Saat in
nenek Asyani dalam penangguhan hukum, tetapi harus menjalani sidang
berkali-kali di Pengadilan Situbondo. Sungguh miris hati kita mendengar kasus
nenek Asyani yang sudah tua tetapi diperlakukan dengan tidak adil dimana dia
ditahan sebelum diadakan persidangan seolah-olah dia seorang kriminal yang
berbahaya dan telah merugikan rakyat banyak. Ditambah lagi ancaman hukuman 5
tahun penjara dan penanganan kasus tersebut yang terkesan berlarut-larut tanpa
penyelesaian.
Dari
kasus ini kita bisa menilai bahwa hukum di negara kita belum mampu memberikan
keadilan kepada rakyat biasa yang tidak punya harta, posisi dan status yang
tinggi. Hukum kita banyak membiarkan kasus-kasus berat jika pelakunya mempunyai
harta dan kekuasaan. Orang biasa yang melakukan pelanggaran langsung
dijebloskan kepenjara meskipun melakukan pelanggaran kecil. Sedangkan
pejabat-pejabat yang melakukan korupsi sampai milyaran bahkan trilyunan dapat
berkeliaran dengan bebas. Meskipun ada beberapa koruptor yang dipenjara, mereka
masih menikmati fasilitas mewah dipenjara bahkan lebih mewah dari orang biasa
yang tinggal di luar penjara. Kasus ketidakadilan hukum yang dialami nenek
Asyani dan rakyat lainnya mencerminkan bahwa hukum di Indonesia itu tumpul ke
atas tetapi tajam ke bawah.
2. Contoh
ketidakadilan hukum di kalangan masyarakat
Kasus
Nenek Minah asal Banyumas yang divonis 1,5 bulan kurungan adalah salah satu
contoh ketidakadilan hukum di Indonesia. Kasus ini berawal dari pencurian 3
buah kakao oleh Nenek Minah. Saya setuju apapun yang namanya tindakan mencuri
adalah kesalahan. Namun demikian jangan lupa hukum juga mempunyai prinsip
kemanusiaan. Masak nenek-nenek kayak begitu yang buta huruf dihukum hanya
karena ketidaktahuan dan keawaman Nenek Minah tentang hukum.
Menitikkan air mata ketika menyaksikan Nenek Minah duduk di depan pengadilan dengan wajah tuanya yang sudah keriput dan tatapan kosongnya. Untuk datang ke sidang kasusnya ini Nenek Minah harus meminjam uang Rp.30.000,- untuk biaya transportasi dari rumah ke pengadilan yang memang jaraknya cukup jauh. Seorang Nenek Minah saja bisa menghadiri persidangannya walaupun harus meminjam uang untuk biaya transportasi. Seorang pejabat yang terkena kasus hukum mungkin banyak yang mangkir dari panggilan pengadilan dengan alasan sakit yang kadang dibuat-buat. Tidak malukah dia dengan Nenek Minah?. Pantaskah Nenek Minah dihukum hanya karena mencuri 3 buah kakao yang harganya mungkin tidak lebih dari Rp.10.000,-?. Dimana prinsip kemanusiaan itu?.Adilkah ini bagi Nenek minah?.
Bagaimana dengan koruptor kelas kakap?. Inilah sebenarnya yang menjadi ketidakadilan hukum yang terjadi di Indonesia. Begitu sulitnya menjerat mereka dengan tuntutan hukum. Apakah karena mereka punya kekuasaan, punya kekuatan, dan punya banyak uang ?, sehingga bisa mengalahkan hukum dan hukum tidak berlaku bagi mereka para koruptor. Saya sangat prihatin dengan keadaan ini.
Menitikkan air mata ketika menyaksikan Nenek Minah duduk di depan pengadilan dengan wajah tuanya yang sudah keriput dan tatapan kosongnya. Untuk datang ke sidang kasusnya ini Nenek Minah harus meminjam uang Rp.30.000,- untuk biaya transportasi dari rumah ke pengadilan yang memang jaraknya cukup jauh. Seorang Nenek Minah saja bisa menghadiri persidangannya walaupun harus meminjam uang untuk biaya transportasi. Seorang pejabat yang terkena kasus hukum mungkin banyak yang mangkir dari panggilan pengadilan dengan alasan sakit yang kadang dibuat-buat. Tidak malukah dia dengan Nenek Minah?. Pantaskah Nenek Minah dihukum hanya karena mencuri 3 buah kakao yang harganya mungkin tidak lebih dari Rp.10.000,-?. Dimana prinsip kemanusiaan itu?.Adilkah ini bagi Nenek minah?.
Bagaimana dengan koruptor kelas kakap?. Inilah sebenarnya yang menjadi ketidakadilan hukum yang terjadi di Indonesia. Begitu sulitnya menjerat mereka dengan tuntutan hukum. Apakah karena mereka punya kekuasaan, punya kekuatan, dan punya banyak uang ?, sehingga bisa mengalahkan hukum dan hukum tidak berlaku bagi mereka para koruptor. Saya sangat prihatin dengan keadaan ini.
3.
Adapun
pembahasan dari diatas kita mewawancarai masyarakat untuk meminta pendapat
sebagai penguat dalam makalah ini, yaitu:
·
Narasumber : Apa
pendapat anda mengenai Keadilan Hukum di Indonesia?
·
Masyarakat : Hukum
di Indonesia belum sepenuhnya adil karena masih banyak khasus orang benar
disalahkan, orang salah dibenarkan.
4.GOTONG
ROYONG[6]
Gotong royong sendiri merupakan istilah Indonesia untuk bekerja
bersama-sama untuk mencapai suatu hasil yang didambakan. Istilah ini sendiri
berasal dari gotong yang berarti “bekerja”, dan royong berarti “bersama”.
Bersama dengan musyawarah, pantun, Pancasila, hukum adat, ketuhanan, serta
kekeluargaan. Gotong royong menjadi dasar filsafat Indonesia seperti yang dikemukakan
oleh M. Nasroen.
Manfaat Gotong Royong
Gotong royong yang merupakan budaya masyarakat akan memberikan
banyak sekali keuntungan. Adapun Keuntungan-keuntungan tersebut antara lain,
yaitu :
1.
Meringankan
beban pekerjaan yang harus ditanggung
Semakin banyaknya orang yang terlibat dalam usaha membangun atau
membersihkan suatu lingkungan, maka akan semakin ringan pula pekerjaan dari
masing-masing individu yang terlibat di dalamnya. Selain juga meringankan
pekerjaan yang harus ditanggung oleh masing-masing individu, gotong royong juga
dapat membuat sebuah pekerjaan menjadi lebih cepat untuk diselesaikan. Yang
artinya, gotong royong dapat membuat pekerjaan menjadi lebih efektif dan
efisien.
2.
Menumbuhkan
sikap sukarela, tolong-menolong, kebersamaan, serta kekeluargaan antar sesama
anggota masyarakat
Seperti yang telah dijelaskan, gotong royong juga memiliki
nilai-nilai yang menjadikan gotong royong itu menjadi budaya yang sangat baik
untuk selalu dipelihara. Gotong royong dapat menumbuhkan sikap sukarela, tolong-menolong,
kebersamaan, dan kekeluargaan antar sesama anggota masyarakat. Masyarakat yang
akan melakukan gotong royong akan lebih peduli pada orang-orang yang ada di
sekitarnya. Mereka rela untuk saling berbagi dan tolong menolong. Masyarakat
juga dapat lebih “guyup” karena gotong royong menjaga kebersamaan dan
kekeluargaan antar sesama anggota yang ada di masyarakat.
3.
Menjalin dan
membina hubungan sosial yang baik dan harmonis antarwarga masyarakat
Lingkungan yang harmonis akan menyehatkan masyarakatnya. Di saat
ada satu dari anggota masyarakat yang kesulitan, maka anggota masyarakat
lainnya akan dengan sigap memberikan pertolongan. Hubungan sosial yang baik dan
harmonis seperti ini dapat dibangun bila masyarakat ingin malakukan kegiatan
gotong royong. Gotong royong sendiri dapat menumbuhkan hubungan sosial yang
baik pada masyarakat. Sebagai akibatnya, hubungan antar anggota masyarakat pun
akan semakin harmonis.
4.
Meningkatkan
rasa persatuan dan kesatuan nasional
Dalam skala yang jauh lebih besar, gotong royong dapat meningkatkan
rasa persatuan dan kesatuan nasional. Masyarakat yang sudah solid di tingkat RT
maupun RW akan mampu menjalin persatuan yang jauh lebih besar lagi dalam skala
nasional. Gotong royong juga mampu menyadarkan masyarakat jika kita semua
berada di tanah air yang sama, sehingga sikap persatuan dan kesatuan yang ada
juga harus diwujudkan dari Sabang sampai Merauke, yaitu pada seluruh daerah di
Indonesia.
4.Adapun pembahasan dari diatas kita mewawancarai masyarakat untuk
meminta pendapat sebagai penguat dalam makalah ini, yaitu:
·
Narasumber :
Apa pendapat anda mengenai Gotong Royong di Indonesia?
·
Masyarakat : Relatif
soalnya pada jaman sekarang gotong royong hanya bisa dijumpai pada masyarakat
pedesaan, sedangkan masyarakat perkotaan cenderung individualis/ lebih
mementingkan diri sendiri.
BAB III
PENUTUP
A.KESIMPULAN
Semboyan BhinekaTunggal Ika dikenal untuk pertama kalinya pada masa
Majapahit era kepemimpinan Wisnuwardhana. Perumusan semboyan Bhineka Tunggal
Ika ini dilakukan oleh MpuTantular dalam kitab Sutasoma. Semboyan Negara
Indonesia ini telah memberikan nilai-nilai inspiratif terhadap sistem
pemerintahan pada masa kemerdekaan. Bhineka Tunggal Ika pun telah menumbuhkan
semangat persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan Republik Indoesia. Makna
Bhineka Tunggal Ika dalam Persatuan Indonesia sebagaimana dijelaskan bahwa
walaupun bangsa Indonesia terdiri dari berbagai macam suku bangsa yang memiliki
kebudayaan dan adat-istiadat yang beraneka ragam namun keseluruhannya merupakan
suatu persatuan. Penjelmaan persatuan bangsa dan wilayah negara Indonesia
tersebut disimpulkan dalam PP. No. 66 tahun 1951, 17 Oktober diundangkan
tanggal 28Nopember 1951, dan termuat dalam Lembaran Negara No. II tahun 1951.
Demikian
makalah ini kami buat, atas kerjasama dan partisipasinya, kami sampaikan terima
kasih. Berdasarkan uraian yang telah kami jelaskan diatas maka dapat di ambil
kesimpulan dan saran yang kami susun dibawah ini.
Jadi,
faktor yang menyebabkan ketidakadlian hukum adalah :
·
Tingkat kekayaan
seseorang.
·
Tingkat jabatan
seseorang
·
Ketidakpercayaan
masyarakat pada hukum.
Cara mengatasi ketidakadilan hukum di Indonesia :
·
Penggunaan
hukum yang berkeadilan sebagai landasan pengambilan keputusan oleh aparatur
negara.
·
Adanya lembaga
pengadilan yang independen, bebas dan tidak memihak.
·
Aparatur
penegak hukum yang professional.
·
Penegakan hukum
yang berdasarkan prinsip keadilan.
·
Kemajuan dan
perlindungan ham.
·
Partisipasi
publik danMekanisme kontrol yang efektif.
DAFTAR PUSTAKA
Wibowo, I, 2000, Negara dan Mayarakat : Berkaca dari Pengalaman
Republik Rakyat Cina, gramedia, Jakarta
Winarno. 2007, Paradigma Baru Pendidikan Kewarganegaraan Di
Perguruan Tinggi. Bumi aksara, jakarta.
Buku Panduan Kewarganegaraan Tahun 2014. Universitas Sriwijaya. UPT
Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian.
Nikolas, (2007). Pentingnya Bhineka Tunggal Ika indonesia. (http://www.education-penteingnya-integrasi-nasional.org/wiki)
[1]MABATUGAS,
http://mabatugas.blogspot.co.id/2016/04/makalah-bhineka-tunggal-ika-pengertian-filosofi--makna-dan-hubungannya.html,Diakses
01 oktober 2017 pukul 21:11
[2]Nikolas,
(2007). Pentingnya Bhineka Tunggal Ika indonesia. (http://www.education-penteingnya-integrasi-nasional.org/wiki)
Diakses pada 13 februari 2015
[3]MABATUGAS,
http://mabatugas.blogspot.co.id/2016/04/makalah-bhineka-tunggal-ika-pengertian-filosofi-- makna-dan-hubungannya.html,Diakses
01 oktober 2017 pukul 21:11
[4]Pengayaanhttp://pengayaan.com/manfaat-dari-sikap-toleransi-dalam-kehidupan-sehari-hari/,
diakses 04 Oktober 2017,pukul 17:06:46
[5]http://kumpulanmakalah94.blogspot.co.id/2015/11/keadilan-hukum-yang-belum-merata-di.html
diakses 04 Oktober 2017,puku 17:01
[6]www.perpussekolah.com/2017/05/pengertian-gotong-royong-dan-manfaat-gotong-royong-bagi-kehidupan-bermasyarakat.htmldiakses
04 Oktober 2017,pukul 16:55
No comments:
Post a Comment